Setelah mengupas tuntas tempat-tempat angker di Jakarta Utara, tepatnya di kawasan Ancol, kini giliran kawasan Jakarta Timur yang akan dibahas. Seperti yang kita ketahui, di kawasan Jakarta Timur ini pernah terjadi beberapa kali peristiwa yang cukup besar dan berpengaruh, baik bagi bangsa Indonesia maupun dunia Internasional, yaitu peristiwa G 30 S PKI dan kerusuhan Mei 1998. Dua kejadian tersebut melibatkan banyak massa dan korban pun banyak berjatuhan. Ada apa di balik kedua peristiwa tersebut? Dan apa yang tersisa sehingga ketika namanya disebut bulu kuduk sebagian orang akan berdiri?
Saat kerusuhan Mei tahun 1998, ada salah satu pertokoan di daerah Klender yang dijarah dan dibakar massa. Yogya Departemen Store Klender, Dikatakan angker karena pernah terjadi kematian masal di dalam gedung ini. Peristiwa ini terjadi tepat pada tanggal 15 Mei 1998 yang terkenal dengan peristiwa Mei Kelabu. Kebakaran ini menyebabkan ratusan korban jiwa, di antaranya pegawai pertokoan, pengunjung, dan para penjarah. Usai kerusuhan tersebut, dilaporkan banyak kejadian aneh, misalnya, malam selang tiga hari dari waktu kejadian sering terlihat kerumunan orang yang berseragam seperti pegawai departemen store yang hendak menunggu angkutan umum bila dilihat jelas yang tampak hanya pemandangan malam yang sepi. Kisah lain juga disebutkan bahwa ada orang yang melihat segerombolan orang menyetop angkot
di depan pertokoan, ketika sudah jalan sekitar 100 meter, semua penumpang angkot tersebut wajahnya berubah menjadi hangus.
di depan pertokoan, ketika sudah jalan sekitar 100 meter, semua penumpang angkot tersebut wajahnya berubah menjadi hangus.
Semenjak pertokoan ini dibangun dan ramai kembali di tahun 2000, sudah tidak banyak lagi kejadian mistis di sekitarnya. Ini mungkin juga karena warga masih menghormati dan memperingati hari berkabung setiap tanggal 14 Mei. Namun demikian, menurut penuturan warga, jika Anda duduk sendiri di sebelah booth telepon koin di halaman pertokoan pada malam Jumat pukul 1 pagi, Anda akan ditemani oleh sosok lain di dekat Anda. Dahulu, sekitar 15 jenazah korban kerusuhan sempat ditampung di sekitar telepon umum tersebut sebelum dievakuasi.
Menurut Ali, warga asli Klender, pada tahun 2002, bersama dua orang Sepupunya, dia melakukan ghost-hunting di basement salah satu pertokoan di daerah Klender. Saat itu hari Rabu malam, ia membakar kemenyan dan madat, serta membawa sesajen berupa kopi hitam. Sekitar jam 2 pagi tercium bau daging terbakar yang sangat menyengat. Tak berapa lama kemudian, muncullah dua sosok makhluk; yang satu penuh darah di sekujur tubuhnya, yang satu lagi hangus terbakar dengan tubuh yang tak lengkap.
Pada 30 September 1965, ditemukan jenazah 6 orang jenderal dan seorang letnan TNI dikubur di dalam sumur ini. Di sebelah sumur tersebut, terdapat ruang yang 7 di dalamnya terisi patung-patung replika dan terdengar suara yang menceritakan penyiksaan terhadap ketujuh pahlawan tadi. Di sebelah ruangan tadi terdapat dua rumah lengkap dengan perabot asli. Rumah-rumah tadi disebut sebagai pos komando dan dapur umum pasukan PKI. Kemudian, dibangunlah Monumen Pancasila Sakti untuk menghormati jasa ketujuh pahlawan tadi.
Menurut Hartono, warga Lubang Buaya, sudah tak asing lagi dengan cerita penampakan di sekitar lokasi museum dan sumur. Dia banyak mempunyai teman yang bercerita pernah melihat sosok kuntilanak bila melewati daerah Lubang Buaya di malam hari. Namun dia tak pernah menyaksikan sendiri. Seorang petugas penjaga loket Sumur Maut yang tidak mau disebutkan namanya, juga mengaku pernah mendengar suara derap sepatu boots seperti tentara yang sedang berbaris di suatu malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar